Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani (personal=perorangan) dan (hygiene=sehat). Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk mensejahterakan fisik dan psikis dengan cara memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang.
Personal Hygiene (perawatan
diri)
Merupakan aspek penting dari kesehatan dan pemeliharaan, dengan
memahami dan mengetahui perawatan diri atau kebersihan diri, maka
seseorang mampu membedakan mana yang benar dan yang salah sambil tetap
dapat menghargai berbagai macam kebiasaan orang yang dapat dibenarkan
dalam mengurus dan merawat kesehatannya, sehingga dengan demikian ia
akan hidup dengan penuh gairah, dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari
dengan baik dalam keadaan sehat.
Tujuan dari Personal Hygiene
Adalah
kebersihan diri dengan cara sedemikian rupa sehingga personal hygiene yang
menimbulkan masalah-masalah kesehatan dan gangguan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Kebersihan diri pada hakekatnya juga suatu kegiatan yang
bertujuan mengatasi masalah kesehatan. Seseorang dapat
menikmati kehidupan ini dengan penuh arti bagi dirinyya. Ini berarti
untuk menjaga agar tidak timbul masalah-masalah kesehatan dan gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari maupun kegiatan belajar anak di sekolah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene menurut Tarwoto & Wartonah (2003) adalah sebagai berikut:
- Fisiologi kulit. sistem integument terdiri dari kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku.
- Praktik sosial. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
- Status sosial-ekonomi. Aktivitas personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, dsb yang semuanya memerlukan dana untuk menyediakannya.
- Pengetahuan. Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
- Budaya. di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
- Kebiasaan seseorang. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dll.
- Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan orang lain untuk melakukannya.
Dampak dari kegiatan Personal Hygiene
Dampak dari diabaikannya aktivitas personal hygiene pada kehidupan individu adalah sebagai berikut diantaranya (Tarwoto & Wartonah, 2003):
- Dampak fisik. Banyak gangguan kesehatan seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan dirinya. Gangguan fisik yang dapat terjadi adalah integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku, dsb.
- Dampak psikososial. Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Referensi:
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Gambar diambil dari www.bubblews.com
Pada postingan selanjutnya saya akan menjabarkan satu persatu mengenai aktivitas-aktivitas personal hygiene.
0 comments:
Post a Comment